Bukan Cuma Tempat aja yang memiliki Keajaiban Seperti
7 kejaiban dunia kuno dan juga
7 keajaiban Peninggalan bersejarah kuno, tapi bisa dalam segi yang lain misalnya aja dalam suatu Kejadian seperti
Penumpang selamat dari tragedi pesawat sukhoi dan juga S
ebuah keajaban dalam sepak bola.
Dan yang sekarang,yang saya postingakan ialah Keajaiban yang terjadi dalam permainan sepak bola.
Ada Istilah klo "Bola itu Bundar "
jadi tak menutup kemungkinan tim yang di unggulan di atas mungkin akan di injak oleh tim bawah yang tidak di unggulkan.
Banyak sekali keajaiban yang di buat oleh sepak bola,para Suporter bahkan penonton sampai kaget,heran,berdecak kagum pada peristiwa tsb.
Entah sudah berapa banyak orang bergembira dan menangis haru karena
sepak bola tapi secara bersamaan orang-orang juga harus kecewa, sedih,
bahkan menitikkan airmatanya setelah merepon hasil pertandingan sepak
bola.
Berikut Keajaiban yang terjadi di dalam sepak bola.
1. Final Piala Dunia 1954, Bern Swiss.
Pertandingan ini merupakan inspirasi terhebat bagi sepak bola
Jerman.
Final ini juluki
‘Miracle of Berne’.
Jerman harus menghadapi
Hungaria
yang merupakan negara
terkuat sepak bola saat itu.
Hungaria diperkuat
oleh legenda
Feren Puscas, Sandor Kocsis, dan Nandor Hiderguti memiliki
rekor 30 pertandingan tak terkalahkan sebelum partai final, termasuk
membantai
Jerman 8-3 dalam babak penyisihan.
Pertandingan baru berjalan 8 menit
Hungaria sudah unggul 2-0, dan
sepertinya dengan mudah merebut piala Julis Rimet. Tapi kemenangan itu
tak bertahan lama. Hanya
sepuluh menit berselang skor telah imbang, dan
enam menit sebelum bubaran Jerman membungkam
Hungaria dan dunia dengan
menciptakan gol kemenangan lewat
Helmuth Rahn sekaligus merebut piala
dunia untuk
pertama kali.
Berangkat dari momen ini, timnas Jerman kemudian dijuluki
Staying Power,
Mesin Diesel yang lambat panas. Tapi jangan pernah meremehkan Jerman.
Jerman adalah merupakan
spesialis turnamen hingga kini.
2. Final Piala Dunia 1974, Munchen Jerman.
Dikenang sebagai pertandingan final piala dunia yang
terhebat sepanjang
sejarah. Kembali melibatkan
Jerman, dan kembali pula memperlihatkan
mental juara
Jerman. Kali ini walaupun sebagai tuan rumah,
Jerman harus
menantang
Belanda, negara tetangga mereka yang banyak di jagokan untuk
menjuarai turnamen ini.
Belanda hadir di final setelah melibas
negara-negara tangguh seperti Brasil, Argentina dengan permainan Tottal
Voettbal yang dimotori sang legenda hidup, Johan Cruffj.
Pertandingan baru berlangsung semenit dan belum ada seorang pemain
Jerman yang menyentuh bola, tapi Belanda sudah unggul berkat gol
penalti. Belanda mungkin lupa bahwa Jerman adalah negara yang tak pernah
menyerah, mereka pun akhirnya kalah berkat 2 gol Paul Breitner juga
melalui titik putih dan gol kemenangan oleh Gerd Muller. Jerman kemudian
juara piala dunia untuk kali kedua dibawah kapten dan legenda Jerman,
kaisar
Franz Beckenbeuer.
3. Perempat Final Piala Dunia 1986, Azteca Meksiko.
Secara subyektif saya menilai inilah keajaiban
terdahsyat yang pernah
terjadi di lapangan sepak bola. Pertandingan antara
Argentina melawan
Inggris merupakan pertandingan terpanas dan tak mungkin terlupakan.
Apalagi pertandingan ini dikaitkan dengan isu politik kedua negara yang
bersitegang merebut Pulau Malvinas.
Nilai keajaiban itu adalah dua gol
Maradona yang masih terus
diperbincangkan sampai saat ini. Gol pertama menggunakan tangannya yang
kemudian memberi julukan sendiri
Gol Tangan Tuhan, dan gol kedua yang
oleh FIFA dianggap sebagai gol
terbaik sepanjang
sejarah. Maradona
melakukan slalom dari lapangan tengah dan melewati lima pemain Inggris
dan Kiper Peter Shilton.
Tidak perlu dijelaskan lagi partai ini. Tak terbantahkan ‘si Boncel’ membuat keajaiban yang mungkin tidak terulang lagi.
4. Final Liga Champion 1999, Barcelona Spanyol.
Final menghadirkan
Manchester United dan
Bayern Munchen di Stadion
Camp Nou dan dipimpin oleh wasit terbaik sepanjang
sejarah, Pierluigi
Collina.
MU datang ke Catalunya dengan kepercayaan tinggi setelah seminggu
sebelumnya berhasil meraih double winners di kompetisi domestik. Mereka
ingin melengkapinya dengan Trofi Champion. Pelatih Alex Ferguson
(setelah partai ini disebut Sir Alex) juga penasaran karena belum mampu
menaklukkan kompetisi bergengsi Eropa.
Saat seluruh pendukung Bayern telah bersiap-siap merayakan kemenangan
karena telah unggul 1-0 sampai menit 90, keajaiban itu datang
membungkam. MU mendapatkan dua tendangan sudut menit 91 dan 93 yang
dieksekusi
David Becham dan berhasil dikonversi gol oleh Teddy Seringham
dan Ole Gunnar Solkjaer.
MU meraih Trebble Winner, tahun 1999 merupakan tahun
terbaik MU.
Dalam Press Confrence, pelatih Ferguson memberikan inspirasi: “setiap
manusia mempunyai spirit dan spirit itu dapat membuat kita keluar dari
kesulitan apapun, asal kita mau mengakui dan menuruti daya spirit
tersebut.”
5. Semifinal Euro 2000, Amsterdam Belanda
Belanda ditantang
Italia untuk memperebutkan satu tiket final.
Belanda sebagai tuan rumah maju ke babak final dengan meraih empat
kemenangan secara meyakinkan. Sedangkan Italia ke semifinal berkat aksi
yang sebenarnya biasa saja. Italia sama sekali tidak di unggulkan dan
di
prediksi bakal angkat koper besok pagi.
Menit 20, Italia sudah harus bermain 10 orang melawan Belanda yang
didukung 50.000 suporternya yang mengorangekan Amsterdam Arena. 90 menit
waktu normal Belanda menggempur habis-habisan gerendel Italia yang
dikomando oleh Paolo Maldini. Saya juga heran tak satupun bola yang
berkenan masuk ke gawang Italia yang dikawal
Francesco Toldo, sekalipun
mendapat tendangan penalti.
Extra time saya kira cukup menamatkan perlawanan Italia. Dan ternyata
keliru, meski terus mengepung dan kembali mendapatkan hadiah tendangan
penalti, jala Italia tetap tak terkoyak, seperti ada
malaikat kecil yang
menjaganya.
Dan akhirnya inilah hukuman buat Belanda. Mereka kalah secara
menyakitkan melalui adu penalti yang memang sangat dinantikan oleh kubu
Azzuri. Dari
4 algojo Belanda hanya
satu yang
menembus gawang, bahkan
tendangan Japp Stam melambung tinggi sampai keluar stadion, orang-orang
belanda berkomentar bola tersebut sampai ke Rotterdam, tempat partai
final. Sedangkan tendangan chip penalti Totti menjadi inspirasi.
6. Keajaiban Korsel Piala Dunia 2002
Bersama Jepang,
Korsel merupakan Host World Cup 2002. Korsel selama
menjalani pertandingan piala dunia tak sekalipun meraih kemenangan. Tapi
lihatlah aksi mereka pada saat menjadi tuan rumah. Korsel yang dilatih
Meneer Hiddink menjadi fenomena WC 2002. Mereka tampil sebagai
semifinalis dengan
mengalahkan empat negara kuat Eropa:
Polandia,
Portugal, Italia, dan Spanyol.
Terlepas banyaknya tudingan curang selaku tuan rumah, Korsel memang
menampilkan sepakbola menyerang yang mengibur. Para pemain juga tak
pernah menyerah dan membuat publik sepak bola dunia heran bagaimana
kekuatan fisik pemain-pemain Korsel yang seolah melebihi batas kemampuan
fisik manusia.
Portugal dibuat pulang lebih cepat, Italy sibuk menyalahkan wasit
Byron Moreno sebagai dalih kekalahannya, dan juga Spanyol dibuat tak
berdaya dipermalukan Korsel yang kadang dengan mudah mereka kalahkan.
Sontak seluruh warga korsel bersatu dan mengaku bangga sebagai warga negara Korsel. Kapan ya Indonesia bisa seperti Korsel.
7. Final Liga Champion 2005, Istanbul Turki.
AC Milan telah
unggul 3-0 dibabak pertama dan telah merayakan
kemenangan ini di ruang ganti seakan mereka lupa masih ada 45 menit yang
mereka harus mainkan.
Kubu Liverpool mendengar perayaan tersebut dan mereka bertekad
kalaupun harus kalah malam ini harus secara terhormat, mereka sadar
butuh keajaiban untuk mengejar defisit tiga gol dalam partai sekelas
Final LC melawan tim berpengalaman
sehebat AC Milan.
Tuhan memberikan keajaiban bagi mereka yang terus berusaha. Dipimpin
oleh Stevie G, dalam 15 menit babak kedua Liverpool telah berhasil
meyamakan skor berkat gol Gerrad, Smicer, dan Penalti Baros. Liverpool
menang 3-2 lewat adu penalti. Salah satu partai final LC paling dramatis
sepanjang
sejarah.
8.Keajaiban Turki sampai ke Semi Final Euro 2008
Turki v/s Ceko
Turki akhirnya melaju ke babak selanjutnya setelah ‘menyingkirkan’ Ceko
secara dramatis dengan kemenangan 3-2. Kenapa dramatis?? karena sampai
menit ke
75 sebenenya Ceko udah
unggul 2-0, tapi menit ke 75 Turki
berhasil
memperkecil ketinggalan dan yang lebih ‘menyesakkan’nya lagi
bagi pendukung Ceko adalah 2 gol dari Om Nihat Kahveci
di menit 87 dan
89 yang menghancurkan impian mereka untuk melaju ke babak perempat
final!
Turki v/s Croasia
Memang sejak awal saya tidak berharap banyak dari pertandingan ini.
Status mereka sebagai
kuda hitam tentu sangat berbeda jika dibandingkan
dengan pertandingan yang berikutnya. Dan kenyataannya sepanjang 2 x 45
menit waktu normal pertandingan mereka menjemukan.Namun demikian
pertandingan ini dapat dikatakan cukup dramastis.
Saya
katakan dramastis bukan dikarenakan pertandingan ini berakhir dengan
adu pinalti, tetapi lebih karena terjadinya proses gol pada babak ke-2
tambahan waktu. Kroasia mencetak gol pada menit ke-120 melalui sundulan
Klasnic memanfaatkan blunder kiper Turki yang terlalu jauh meninggalkan
tiang gawang. Kroasia sudah merasa pasti menang dikarekan add time hanya
1 menit. Tapi justru di detik-detik terakhir itu Turki dapat menyamakan
kedudukan dan pertandingan harus diakhiri dengan adu tendangan pinalti.
Dan kemudian hasil pinalti jadi benar-benar mengharukan seperti ketika
Turki mengalahkan Ceko dibabak penyisihan yang membuat mereka lolos.
Kroasia tersingkir dengan skor 1-3 dikarenakan 2 tendangan pemainnya
melenceng dan pada penendang keempat dapat diblok oleh Rustu. Turki
hanya mengeluarkan 3 penendangnya saja, dan semuanya masuk.
Krosia
pasti menangis, ketika kemenangan sudah di depan mata. Ingat menit
ke-120 mereka mencetak gol, akhirnya kalah dengan adu tendangan pinalti.
Turki di semifinal akan menghadapi Jerman.
Dengan 2 kemenangan itu membawa turki melaju ke semi final menghadapi German,dan turki pun kalah 3-1 atas German.
9.Kemenangan Manchester City atas Queen Park Ranger membuat city mengangkat Tropy Juara Liga Preimere Inggris musim 2011-2012
Drama sepakbola Inggris yang selalu menegangkan. Di Liga Premiere
Inggris, kemenangan dan kekalahan sebuah tim kerap ditentukan di menit
terakhir. Puncaknya, Manchester City menaklukkan Queens Park Rangers 3-2
pada laga terakhir musim ini di Etihad, Minggu (13/5).
Kemenangan
City ditentukan lewat gol
Sergio Aguero pada
injury time yang
menyisakan satu menit lagi. Gol yang mengubah skor menjadi 3-2 langsung
disambut meriah oleh
the Citizens. Fans langsung bersorak karena kemenangan itu membawa City juara liga untuk pertama kalinya sejak 1968.
Bayangkan 44 tahun mereka harus menunggu untuk mengangkat trofi. City
memang hanya menjadi bayang-bayang rival satu kota, Manchester United
yang sudah memecahkan rekor trofi juara Liga Premiere.
City
memang sudah hampir menyerah. Unggul dulu lewat Pablo Zabaleta. Namun,
QPR mampu membalikkan keadaan lewat dua gol Djibril Cisse dan Mackie.
Skor 2-1 untuk QPR bertahan sampai menit terakhir. Wasit kemudian
memberi tambahan waktu lima menit.
Dan, lima menit itu bisa
mengubah sejarah City. Diawali oleh sundulan Edin Dzeko yang menyamakan
kedudukan menjadi 2-2. Terakhir, sepakan Aguero membawa City menang 3-2.
10.Keajaiban Chelsea di partai Final Liga Champion 2012
The Blues Chelsea akhirnya berhasil memenuhi ambisinya meraih trofi
pertama
Liga Champions Eropa 2012 setelah mengalahkan tuan rumah Bayern
Muenchen melalui adu penalti dengan skor 5-4. Kemenangan Chelsea di
Allianz Arena, markas Muenchen, itu menjadi kado manis bagi kiper
Petr
Cech yang saat bersamaan berulang tahun ke-30. Di hari ultah-nya, kiper
asal Republik Ceko itu tampil gemilang dengan beberapa kali
menyelamatkan gawang Chelsea dari kebobolan.
Sejak kick-off di Allianz Arena, tuan rumah Muenchen sudah melakukan
penekanan dari berbagai lini. Melalui motor serangan
Arjen Robben dan
striker
Franck Ribery serta Thomas Muller, beberapa kali Muenchen
mengancam gawang Chelsea.
Beruntung Chelsea memiliki Cech. Kiper sarat pengalaman itu mampu
membendung serangan bertubi-tubi pemain-pemain Muenchen. Hingga babak
pertama berakhir, Cech tangguh mengawal gawang Chelsea dari kebobolan.
Kedudukan tetap 0-0.
Di babak kedua, Muenchen tak menurunkan serangan. Upaya Muenchen
menaklukkan Cech pun berhasil setelah beberapa kali peluang gol mereka
selalu digagalkan kiper yang selalu mengenakan pelindung kepala
tersebut.
Adalah Thomas Mueller yang akhirnya mampu membobol gawang Cech pada
menit ke-83. Mueller yang berada dalam kotak penalti menyambut umpan
dari sisi kiri dengan sundulan yang terlebih dulu dipantulkan ke bawah.
Cech yang terlambat naik tak mampu menepis bola yang meluncur ke dalam
gawangnya.
Gol Mueller itu seakan menyengat pasukan London. Tim yang diarsiteki
pelatih sementara Roberto Di Matteo itu balik menyerang. Di menit ke-89,
striker asal Pantai Gading,
Didier Drogba, berhasil menyundul keras
bola hasil sepakan pojok Juan Mata untuk menyamakan skor menjadi 1-1.
Skor 1-1 bertahan hingga babak dua berakhir, dan dilanjutkan dengan
babak tambahan.
Di masa perpanjangan waktu, Cech kembali menjadi penyelamat Chelsea dari
kekalahan. Ketika itu Muenchen mendapat hadiah penalti setelah Didier
Drogba menjatuhkan Ivica Olic di kotak penalti.
Hadiah penalti dari wasit diambil gelandang asal Belanda Arjen Robben.
Para pendukung Chelsea pun menjadi tegang. Ketegangan itu justru
berakhir dengan gemuruh sukacita karena sang kiper, Cech, mampu menepis
tendangan Robben. Gawang Chelsea pun selamat, dan tetap membuka peluang
meraih trofi.
Aksi gemilang Cech itu rupanya membuat pemain Muenchen cukup
frustasi.
Hingga babak perpanjangan waktu berakhir, kedudukan tetap 1-1, sehingga
laga harus diakhiri dengan adu penalti.
Rasa frustasi pemain Muenchen atas ketangguhan Cech rupanya terbawa
hingga drama adu penalti. Para pemain Muenchen tampak tegang saat akan
mengambil tendangan dari titik putih.
Muenchen hanya mampu menjebol gawang
Chelsea melalui Phillip Lahm, Mario
Gomez, dan kiper Manuel Neuer. Lagi-lagi Cech memunyai peran besar di
babak adu penalti ini. Ia mampu menepis tendangan penalti Ivica Olic.
Sedang tendangan Bastian Schwensteiger gagal melebar.
Sebaliknya, dari lima penendang penalti Chelsea, hanya Juan Mata yang
gagal menjalankan tugasnya dengan baik. David Luiz, Frank Lampard,
Ashley Cole, dan Didier Drogba sukses menjalankan tugasnya
masing-masing. Gol Drogba itu pun menjadi penentu kemenangan the Blues
atas FC Hollywood. Cech dan kawan-kawan pun memboyong trofi
Liga Champions ke Stamford Bridge.
Kelanjutannya silahkan baca >>Disini<< tapi buat 18+